Thursday, February 21, 2013

seputar pangan


Hati-hati Mengkonsumsi Jeruk karena Bisa Menimbulkan Kematian
13540808551539160938
Gambar: vivanews.com
Buah adalah salah satu jenis makanan yang memiliki kandungan gizi, vitamin dan mineral yang pada umumnya sangat baik untuk dikonsumsi setiap hari. Banyak sekali mamfaat dan khasiat yang dapat kita rasakan apabila kita mengkonsumsinya, karena di dalam buah banyak mengandung vitamin-vitamin dan meneral yang diperlukan oleh tubuh kita seperti vitamin A, C dan E.
Disamping itu buah-buahan juga dipercaya bisa mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit yang menyerang tubuh kita, seperti Buah-buahan yang berwarna merah dan ungu, seperti tomat, strawberry dan buah merah, mengandung banyak lycopene dan anthocyanins yang berkhasiat mengatasi kanker. Ada juga buah-buahan yang berwarna oranye seperti buah jeruk, mangga dan pepaya yang mengandung vitamin C yang sangat berguna untuk menjaga kebugaran tubuh. Dan banyak lagi khasiat dan mamfaat buah-buahan yang berwarna warni bagi tubuh kita, tentunya tiap-tiap warna pada buah-buahan mempunyai mamfaat dan khasiat yang berbeda beda.
Tapi kita juga harus hati-hati mengkonsumsi buah-buahan berbarengan dengan ritual kita meminum obat. Bisa-bisa obat yang kita minum tidak ada khasiatnya lagi atau lebih fatal yaitu kematian. Bagi penggemar buah jeruk atau yang suka minum jus jeruk namun sedang sakit dan terpaksa minum obat atau yang mempunyai penyakit tertentu yang mengharuskan rutin minum obat, sebaiknya berhati-hati. Mengapa? Karena buah kaya vitamin C ini dapat memengaruhi dan mengganggu kerja dari obat-obatan yang kita minum. Ada zat kimia tertentu yang terdapat dalam jeruk yang dapat mengganggu metabolesme berbagai jenis obat dalam sistem pencernaan kita. Kondisi ini dapat membahayakan pengobatan dan menyebabkan efek samping yang serius seperti kematian mendadak, gagal ginjal akut, gagal pernafasan, dan pendarahan gastrointestinal.
Berikut ini adalah beberapa contoh obat-obat resep yang dapat memicu interaksi serius jika dikonsumsi bersamaan dengan produk jeruk:
*Obat anti kecemasan, Buspirone
*Obat anti-aritmia, Amiodarone (Cordarone)
*Antidepresan, Sertraline (Zoloft)
*Antihistamin Fexofenadine, (Allegra)
*Anti-retroviral, Saquinavir (Invirase),indinavir (Crixivan)
*Obat anti kejang, Carbamazepine (Carbatrol, Tegretol)
*Calcium channel block (obat hipertensi), Nifedipin (Procardia), Nimodipin (Nimotop), Nisoldipine (Sular)
*Imunosupresan Siklosporin, (Neoral Sandimmune), Tacrolimu,(Prograf), Sirolimus (Rapamune)
* Statin (obat penurun kolesterol), Simvastatin (Zocor), Lovastati (Mevacor), Atorvastatin (Lipitor).
Jadi, jika kita sedang menjalani pengobatan, sebisa mungkin konsultasikanlah dengan dokter atau apoteker, apakah obat yang kita konsumsi termasuk yang kontra dengan jeruk. Atau sekaligus bisa menanyakan bahan makanan apa saja yang tidak bisa dikonsumsi bersamaan dengan obat-obat tersebut. Lebih amannya, tinggalkan jeruk dan minuman atau makanan olahannya sama sekali ketika sedang mengonsumsi berbagai jenis obat, untuk menghindari interaksi yang dapat menghambat atau membahayakan.
.
.
Sumber:
http://m.life.viva.co.id/news/read/370681-bahaya-mengkonsumsi-jeruk-plus-obat

Thursday, November 3, 2011

Studienkolleg, DEUTSCHLAND

Sekolah Persiapan Perguruan Tinggi di Jerman

Sebelum memasuki perguruan tinggi di Jerman, calon mahasiswa asing lulusan sekolah menengah atas harus mengikuti sekolah persiapan yang disebut Studienkolleg.Studienkolleg adalah program persamaan yang diwajibkan untuk calon mahasiswa asing sebelum memasuki kuliah di Jerman. Studienkolleg berlangsung selama dua semester atau satu tahun. Pemerintah Jerman memberikan batasan maksimal dua tahun untuk menyelesaikan program persamaan Studienkolleg tersebut.

Sekolah tersebut terbagi dalam 5 program, yaitu Technik-Kurs atau T-Kurs untuk jurusan teknik dan kimia, Medizin-Kurs atau M-Kurs untuk kedokteran dan biologi. Wirtschaft-Kurs atau W-Kurs untuk jurusan ekonomi dan Geisteswissenschaften/Sozialwissenschaften-Kurs atau G/S Kurs untuk jurusan sosial ataupun bahasa.
Patut diperhatikan, sebelum calon mahasiswa mendaftarkan diri di perguruan tinggi di Jerman, mereka harus tahu jurusan apa yang benar-benar diinginkan. Karena di Jerman selain terdapat dua jenis Studienkolleg yaitu Studienkolleg yang diperuntukkan untuk masuk universitas serta Studienkolleg yang disediakan untuk Fachhochschule. Fachochschule yakni sekolah tinggi ilmu terapan yang program kuliahnya lebih bersifat ilmu praktis ketimbang universitas yang lebih menggali teori.
Persyaratan Kemampuan Bahasa Jerman
Untuk bisa melamar ujian masuk Studienkolleg, salah satu persyaratannya adalah memiliki sertifikat kemahiran bahasa Jerman tingkat dasar (Grundstufe) dengan Zertifikat Deutsch (ZD) yang dikeluarkan lembaga bahasa Goethe Institut. Namun, persyaratan itu dapat saja berbeda, sesuai dengan Studienkolleg setempat atau jurusan yang akan dimasuki.
Tak jarang, persyaratan untuk memasuki Studienkolleg jurusan M-Kurs atau G/S Kurs, diperlukan kemampuan Bahasa Jerman tingkat menengah atau Mittelstufe dengan sertifikat Zentrale Mittelstufe Prüfung yang dikeluarkan Goethe Institut.
Ujian Masuk Studienkolleg
Ujian untuk memasuki Studienkolleg atau yang dikenal dengan Aufnahmeprüfung biasanya hanya tes Bahasa Jerman, tapi yang akan memasuki urusan ilmu pasti dan sains akan ditambahi dengan tes matematika sebagai salah satu persyaratannya. Tes untuk memasuki Studienkolleg jangan dianggap sepele karena banyak juga yang tidak lolos.
Selain itu ada taktik bagi calon mahasiswa asing agar melamar ke berbagai Studienkolleg di sejumlah kota, sehingga kesempatan untuk berhasil lulus Aufnahmeprüfung lebih besar. Ujian masuk ini hanya berlangsung dua kali dalam setahun dan tidak berlangsung serempak di semua Studienkolleg.
Hal Penting Selama Menjadi Siswa Studienkolleg
Satu sisi yang penting untuk diperhatikan adalah peraturan kelulusan dan kuota jumlah mahasiswa asing disetiap Studienkolleg berbeda-beda. Sesudah lolos dari ujian masuk Studienkolleg (Aufnahmeprüfung), calon mahasiswa dapat langsung mendapatkan ijin untuk bisa menghuni kamar di asrama mahasiswa yang disebut dengan Studentenwohnheim. Serta mendapatkan tiket transportasi yang berlaku di negara bagian, di mana kita tinggal. Biaya sewa asrama terjangkau bagi kantong mahasiswa .Di situ pun tersedia berbagai kemungkinan bagi calon mahasiswa untuk bisa berinteraksi dengan mahasiswa dari lain berbagai negara.
Hal penting lainnya yang harus diperhatikan adalah asuransi, karena tidak semua perusahaan asuransi mau menerima kliennya yang masih mengikuti Studienkolleg. Biasanya premi asuransi untuk mahasiswa berkisar 50 Euro atau 600 ribu Rupiah per bulan.
Selama menempuh Studienkolleg, calon mahasiswa tidak diperbolehkan bekerja. Izin kerja hanya diberikan kepada mahasiswa. Peraturan kerja yang berlaku untuk mahasiswa adalah maksimal 90 hari dalam setahun, jika melebihi ketentuan maka dia harus memohon izin kerja yang lebih panjang atau dianggap melanggar peraturan sebagai pekerja gelap.
Jadi, selama menjadi menempuh Studienkolleg, siswa diharapkan berkonsentrasi belajar agar lulus dalam dua semester dan setelahnya dapat menikmati pendidikan di perguruan tinggi.
Tawaran yang Berbeda di Masing-masing Studienkolleg
Setiap Studienkolleg di berbagai negara bagian Jerman, memiliki peraturan yang berbeda. Mata pelajaran yang diberikan di Studienkolleg, sama halnya seperti pelajaran sewaktu kita di Sekolah Menengah Atas. Ada beberapa Studienkolleg yang menyediakan program Vor-Kurs. Program Vor-Kurs yakni semacam kursus pendahuluan sebagai persiapan menempuh ujian masuk. Program Vor-Kurs ini mengajarkan juga trik-trik soal ujian untuk menghadapi ujian masuk yang sangat efisien. Selain itu juga terdapat perkumpulan mahasiswa Indonesia yang menawarkan kegiatan belajar bersama.
Direktor Studienkolleg Bonn, Dr. Jochen Bartsch, mengungkapkan pengalamannya menangani calon mahasiswa asing.
"Saya mempunyai gambaran yang positif dengan murid-murid asing yang ingin menuntut ilmu di Jerman begitu juga keinginan mereka untuk mengenali bahasa dan kultur Jerman. Masalah terutama terjadi karena perbedaan kebiasaan dan kultur di Jerman terutama dengan murid-murid yang terdidik secara konservatif atau dilatarbelakangi agama. Tetapi sejauh itu hubungan antara murid-murid satu dan yang lain tidak ada masalah.”
Studienkolleg di Indonesia
Selain itu terdapat juga Studienkolleg Indonesia di Jakarta yang bekerjasama dengan salah satu Studienkolleg Universitas Hannover di negara bagian Jerman Niedersachsen. Di situ calon mahasiswa dapat mengikuti ujian akhir Studienkolleg yang dinamakan Feststellungprüfung.
Salah seorang mahasiswi yang kini kuliah di Universitas Köln, Ni Nyoman Agnes Tri Widhyadyani, sempat mengenyam Studienkolleg Indonesia di Jakarta.
Ia menceritakan pengalamannya, "Waktu pertama kali saya mendengar bahwa adanya Studienkolleg di Indonesia, saya merasa itu ada banyak keuntungannya dari segi waktu dimana Studienkolleg Indonesia hanya ditempuh selama 9 bulan sedangkan di Jerman berlangsung selama satu tahun, itu 12 bulan. Studienkolleg Indonesia lebih nyaman dari segi bahasa, biaya hidup. Serta biaya untuk masuk ke Studienkolleg sendiri juga tidak mahal, jika dibandingkan dengan Jerman. “
Lulus Studienkolleg, Lalu Apa?
Setelah lulus dari Studienkolleg, sebaiknya para calon mahasiswa langsung mencari informasi mengenai jurusan serta langkah-langkah apa dibutuhkan. Institusi semacam ini dinamakan Zentral Studienberatung atau Pusat Konsultasi.
Selain itu, diperlukan sifat keingintahuan yang tinggi dan rajin. Tentu saja dalam hal mencari universitas atau Fachhochschule dengan bidang studi yang cocok dan memang menjadi impian calon mahasiswa.
Jangan ragu untuk mengirimkan e-mail ke bagian penerimaan mahasiswa baru. Bagi calon mahasiswa asing, bisa menghubungi biro konsultasi mahasiswa asing di tiap perguruan tinggi yang disebut Akademisches Auslandamt (AAA). Atau, calon mahasiswa dapat meminta informasi mengenai suatu bidang studi, langsung ke sekretariat jurusan yang diinginkan di perguruan tinggi yang bersangkutan.

Sistem Pendidikan Tinggi dan Biaya Kuliah

Persamaan standar pendidikan tinggi di Eropa diharapkan dapat direalisasikan, agar semua gelar pendidikan dapat diakui di lebih banyak negara.

Seperti yang sudah diceritakan sebelumnya, sistem pendidikan tinggi Jerman mengenal gelar Diplom, Magister, dan Doktor. Setelah lulus dengan gelar Diplom dan Magister, lulusan dapat dipromosikan menjadi Doktor. Untuk mendapatkan gelar Doktor, orang diwajibkan untuk melakukan penelitian sesuai dengan bidang keilmuannya.
Lulusan Jerman bergelar Diplom dan Magister dari universitas dapat langsung melanjutkan ke jenjang doktoral. Sedangkan yang bergelar Diplom dari Fachhochschule masih harus mengikuti mata kuliah tambahan untuk dapat melanjutkan ke jenjang doktoral. Tentu saja tiap universitas dan Fachhochschule mempunyai peraturan berbeda.
Penyetaraan Standar Pendidikan Tinggi di Eropa
Sejak tahun 1998, Kementerian Pendidikan Jerman, Inggris, Italia dan Prancis memiliki kesepakatan bersama untuk menyamakan standar pendidikan tinggi Eropa. Keempat negara yang tergabung dalam Sidang Bologna ini kemudian mengajak negara anggota Uni Eropa, lembaga penelitian se-Eropa, UNESCO dan persatuan perguruan tinggi di Eropa untuk merealisasikan persamaan standar pendidikan tinggi tersebut.
Tujuannya, agar lulusan perguruan tinggi di Eropa dapat diakui internasional secara keilmuan dan profesional. Hasilnya, Jerman saat ini sudah mengenal sistem gelar yang sama seperti di Inggris atau Amerika, yaitu gelar Bachelor dan Master. Sistem kredit semesternya pun dinamakan European Credit Transfer System atau sistem transfer kredit Eropa sehingga memudahkan mahasiswa untuk dapat mengikuti perkuliahan di luar negeri.  
Biaya Kuliah
Sejak lama orang mengetahui bahwa perguruan tinggi di Jerman tidak memungut uang kuliah. Tiap semester mahasiswa hanya dibebani iuran semester untuk dapat menggunakan fasilitas seperti perpustakaan, kantin, hingga angkutan umum di negara bagian tempat perguruan tinggi itu berada. Sayangnya keistimewaan seperti itu tidak berlangsung lebih lama lagi. Pada awal tahun 2005 Mahkamah Konstitusi Jerman memutuskan bahwa pemerintah federal tidak lagi memiliki kewenangan untuk melarang pemerintah negara bagian memberlakukan kebijakan uang kuliah.
Perubahan iklim politik Jerman seperti kemenangan Partai Uni Kristen CDU/CSU dalam pemilu di hampir seluruh negara bagian di Jerman mendorong percepatan berlakunya kebijakan tersebut. Partai CDU/CSU inilah yang pertama mengusulkan kebijakan uang kuliah.
Setelah diskusi panjang, Jerman memutuskan untuk memberlakukan uang kuliah. Ini adalah hal baru dalam sistem pendidikan tinggi jerman. Selama ini dalam pendidikan tinggi di Jerman berlaku peraturan dasar bahwa pengetahuan merupakan hak semua orang yang mampu menerima pelajaran di perguruan tinggi. Dan ini tidak hanya berlaku bagi orang Jerman, tapi juga orang asing. Peraturan ini adalah peraturan yang idealis dan simpatik.
Tidak Gratis Lagi
Sayangnya sistem ini sangat mahal. Karena itu Jerman akhirnya memberlakukan penarikan uang kuliah. Peraturan ini sudah diberlakukan sejak tahun 2006. Yang penting untuk diketahui, besarnya uang kuliah berkisar
500 sampai 600 euro per semester. 12000x 600=7.200.000
 Kira-kira sebesar uang kuliah di universitas ternama di Indonesia untuk program master. Misalnya di fakultas teknik di Universitas Indonesia dan biaya itu masih jauh di bawah jumlah uang kuliah di Inggris, Amerika Serikat atau Australia.
Hampir semua negara bagian di Jerman sudah mulai memberlakukan kebijakan uang kuliah. Seperti misalnya negara bagian Hamburg yang sudah memberlakukan uang kuliah sebesar 500 Euro per semester sejak tahun kuliah 2004 untuk mahasiswa yang tidak terdaftar tinggal di Hamburg alias tinggal di kota lain di luar Hamburg tapi kuliah di negara bagian yang berbentuk kota itu.
Pada akhirnya, seluruh wilayah Jerman memberlakukan sistem pembayaran kuliah ini. Sebagian negara bagian memberlakukan uang kuliah minimal 500 Euro per semester pada semua mahasiswa mulai tahun ajaran 2006/2007 dan sebagian lagi pada tahun ajaran 2007/2008.
Upaya Menambah Uang Saku
Masalah lain yang akan ditemui mahasiswa Indonesia di Jerman adalah nilai tukar mata uang Euro terhadap rupiah yang semakin menguat. Tak hanya mahasiswa Jerman saja yang mampu membiayai kuliah dari hasil keringat sendiri, setiap mahasiswa asing di Jerman pun memiliki hak yang sama. Banyak hal yang dapat dilakukan mahasiswa asing di Jerman untuk menambah uang saku. Kerja sambilan sebagai pramusaji atau bahkan tukang cuci piring di rumah makan merupakan jenis pekerjaan yang paling diminati mahasiswa. Selain tidak memerlukan banyak pemikiran, kerja jenis ini paling menguntungkan.
Selain itu, kerja di waktu liburan merupakan pilihan lain yang dapat dipertimbangkan. Biasanya di musim panas, para pekerja tetap mengambil cuti liburan. Pada saat itulah perusahaan-perusahaan memanggil orang-orang yang dapat menggantikan pegawai yang sedang cuti. Keuntungan bagi para mahasiswa, pemerintah Jerman sama sekali tidak memungut pajak dari mahasiswa yang bekerja. Jumlah maksimal pendapatan per bulan yang tidak terkena pajak adalah 400 Euro.
Jangan khawatir, walaupun jika pendapatan per bulan melebihi 400 Euro dan terkena pajak, jumlah pajak yang dibayarkan dapat diklaim kembali pada akhir tahun penghitungan pajak. Sedangkan mahasiswa asing biasanya mendapatkan izin kerja penuh selama 90 hari atau 180 hari bekerja paruh waktu. Selain itu, bekerja paruh waktu atau bekerja pada waktu liburan di perusahaan juga memiliki keuntungan tersendiri.
Seperti yang diceritakan Andre Yogi Yuniarto, yang telah kini telah menyelesaikan studinya di Jerman dan kini bekerja di perusahaan telekomunikasi Deutsche Telekom, “Bekerja di perusahaan merupakan salah satu kesempatan untuk menimba ilmu sekaligus menambah pengalaman. Jika perusahaan merasa puas dengan hasil kerja kita, bukan tidak mungkin akhirnya kita ditarik menjadi karyawan setelah kita selesai kuliah.”

Tips Sukses Studi di Jerman

Mencari tempat tinggal, mengatur biaya hidup, mengatur waktu antara belajar, bersosialisasi, dan bekerja atau berurusan dengan rumitnya birokrasi Jerman menjadi hal biasa dalam kehidupan mahasiswa Indonesia.

Saran dari Kepala Sekolah Bahasa Goethe Institut Jakarta, Maria Fischer-Siregar adalah, "Banyak mahasiswa yang tidak menyadari betapa pentingnya Bahasa Jerman. Kemampuan bahasa merupakan faktor penting. Mahasiswa juga harus memiliki kemampuan dan dapat belajar mandiri. Mandiri merupakan hal penting agar bisa sukses di Jerman. Harus siap untuk belajar intensif, bekerja keras dan harus selalu ingin mempelajari budaya lain
Tempat Tinggal
Sebelum berangkat, pertama kali calon mahasiswa harus memikirkan tempat tinggal setibanya di Jerman. Bagi calon mahasiswa yang sudah mendapatkan surat panggilan dari perguruan tinggi di Jerman, biasanya Akademisches Auslandsamt atau layanan untuk mahasiswa asing di perguruan tinggi juga menawarkan pemondokan mahasiswa. Untuk mendapatkan kamar di asrama mahasiswa,  jangan lupa tanyakan tentang hal tersebut pada bagian layanan untuk mahasiswa asing sebelum berangkat.
Asrama yang ditawarkan biasanya penuh fasilitas, seperti sambungan internet, mesin cuci atau dapur yang dapat dipakai bersama, bahkan alat musik atau alat olahraga. Harga kamar di asrama mahasiswa sangat bervariasi, namun tentu saja lebih murah daripada menyewa kamar di apartemen biasa.
"Bagi yang baru datang, kalau saya boleh kasih saran, lebih baik tinggalnya yang dari sekolah, dari Studentenwerk. Karena kalau di situ kita sudah pasti hanya membayar satu harga saja, tidak perlu memikirkan yang lain, sudah semuanya termasuk, all inclusiv. Tidak perlu banyak pemikiran. Kalau baru datang kan kita tidak mengerti situasi di sini bagaimana. Jadi tidak terlalu ribet,“ ungkap Prasti Rachmadi atau Titi, mahasiswa Fakultas Kedokteran di Universitas Christian Albrecht di Kiel.
"Ada enaknya juga kalau ambil WG; satu apartemen tinggal dengan yang lain, tinggal dengan orang Jerman. Misalnya tinggal dengan empat atau lima orang. Akan lebih menarik, karena dari cara kalian berkomunikasi, dengan cara kekeluargaannya, daripada tinggal di asrama. Kalau di asrama biasanya lebih tertutup,“ jelas Ivan Maulana, mahasiswa Teknik Informatika Fachhochschule Bonn-Rhein-Sieg.
"Di Studentenwohnheim itu tidak enaknya bareng dengan orang lain. Belum tentu orang lain itu bersih,“ tukas Titi.

"Tapi kalau bisa tinggal dengan orang Jerman. Supaya dapat belajar bahasa,“ Ivan menyarankan.
"Kalau sudah tinggal tetap di sini, lebih enak tinggal sendiri. Soalnya semua kita manage sendiri, kebersihan kita tanggung sendiri. Aturan juga aturan kita sendiri,” Titi menambahkan pendapatnya.
Harga Sewa Kamar atau Apartemen
Di daerah bekas Jerman Timur, harga sewa kamar di asrama mahasiswa berkisar dari 100 Euro hingga 250 Euro. Dengan harga 100 Euro, mahasiswa sudah dapat tinggal di kamar yang sudah dilengkapi dengan tempat tidur dan kasurnya, meja belajar, lemari pakaian dan rak buku. Dengan harga yang paling mahal, mahasiswa sudah dapat tinggal di apartemen kecil lengkap dengan dapur dan kamar mandi di dalam. Sedangkan di daerah bekas Jerman barat, harga kamar di asrama mahasiswa lebih mahal, berkisar dari 150 Euro hingga 300 Euro.
Informasi mengenai harga sewa kamar kos di apartemen pribadi atau harga sewa apartemen pribadi di tiap kota di seluruh Jerman dapat dilihat di www.studenten-wg.de atau www.wg-gesucht.de.
Birokrasi Sewa Kamar atau Apartemen
Setiap calon mahasiswa yang baru tiba harus siap berurusan dengan birokrasi di Jerman. Surat kontrak kamar atau apartemen merupakan hal yang harus diperhatikan. Jangan segan bertanya jika ada kalimat atau kata-kata yang kurang jelas di dalam kontrak. Penyewa wajib membayar jaminan yang disebut Kaution, apa pun jenis tempat tinggalnya, apartemen di perumahan pribadi atau kamar di asrama mahasiswa.
Jaminan ini biasanya berupa uang sebesar satu sampai tiga bulan harga sewa  dan akan dikembalikan jika penyewa tidak lagi tinggal di tempat itu. Syaratnya, penyewa meninggalkan kamar atau apartemen dalam keadaan baik.
Karena itu, saat penyerahan kunci, penyewa biasanya ditemani pengelola apartemen   mengecek keadaan kamar. Jangan segan untuk segera melapor jika ada kerusakan kecil di kamar tersebut. Bila ada kerusakan yang terjadi selama penyewa tinggal di kamar sana, pada saat kontrak sewa berakhir pengelola akan memotong uang Kaution untuk memperbaiki kerusakan itu.
Surat Keterangan Domisili
Setelah mendapatkan kamar, calon mahasiswa yang baru tiba di Jerman harus segera melaporkan diri di kantor balai kota setempat untuk mendapatkan surat keterangan domisili. Surat keterangan itu berguna untuk memperpanjang visa di kantor imigrasi. Karena waktu administrasi untuk mendapatkan visa izin tinggal bisa mencapai dua sampai empat minggu, calon mahasiswa sebaiknya datang ke kantor imigrasi jauh-jauh hari sebelum masa berlaku visa habis.
Asuransi Kesehatan
Persyaratan memperpanjang visa lainnya adalah asuransi kesehatan. Jerman merupakan negara yang mewajibkan penduduk dan pendatang untuk memiliki asuransi kesehatan. Ada beberapa perusahaan asuransi milik negara yang ditunjuk perguruan tinggi di Jerman untuk melayani nasabah mahasiswa. Tarif per bulan asuransi dari perusahaan negara tersebut jauh lebih murah dari tarif yang dikenakan perusahaan asuransi swasta.
Lapor Diri di Kedutaan RI
Setelah itu, calon mahasiswa sebaiknya melapor diri pada Kedutaan Besar atau Konsulat Indonesia terdekat. Lapor diri berguna untuk pembebasan fiskal ketika mahasiswa yang sedang berlibur di Indonesia akan kembali ke Jerman. Jika kehilangan paspor atau ingin memperpanjang paspor, salah satu hal yang ditanyakan di kedubes atau konsulat Indonesia adalah keterangan lapor diri.
Tagihan
Dalam kehidupan sehari-hari di Jerman tentu saja orang tidak lepas dari kewajiban membayar tagihan. Mulai dari rekening telepon, listrik ataupun internet. Jangan lupa untuk membayar rekening-rekening tersebut tepat waktu, karena ketatnya birokrasi di Jerman. Jika sampai waktu tertentu tagihan tersebut tidak dibayar, perusahaan penagih rekening tidak segan-segan mengirimkan surat denda.


Pendaftaran Semester dan Ujian
Sejak semester pertama kuliah, banyak hal yang harus diperhatikan. Seperti halnya kuliah di Indonesia, mahasiswa dibiarkan mandiri untuk mencari tahu mana mata kuliah wajib dan mata kuliah pilihan. Di beberapa perguruan tinggi, mahasiswa baru akan dibimbing oleh tutor agar dapat mengetahui detail-detail aturan yang harus dipatuhi. Ada juga yang menawarkan seminar pengantar studi di Jerman untuk mahasiswa baru agar mengikuti perkuliahan dengan baik.
Sementara itu, mahasiswa baru juga sebaiknya mencari tahu sendiri serta rajin membaca aturan perkuliahan dan ujian. Di sistem pendidikan tinggi Jerman ada tiga macam jenis pertemuan, yaitu Vorlesung atau kuliah umum, Kurs yang mengutamakan mengerjakan latihan-latihan, dan Seminar yang mengutamakan tugas presentasi mahasiswa. Jangan lupa untuk memperhatikan jenis pertemuan tersebut untuk memudahkan mahasiswa dalam memperoleh nilai.
Perhatikan tanggal-tanggal penting yang menyangkut perkuliahan. Di beberapa perguruan tinggi, mahasiswa secara otomatis didaftarkan ujian mata kuliah wajib walaupun tidak mengikuti mata kuliah tersebut. Bila berhalangan mengikuti mata kuliah wajib, segera beritahu sekretariat akademis. Tanggal daftar ulang per semester juga harus diperhatikan karena lebih sulit bagi mahasiswa untuk mengumpulkan uang kuliah dan iuran semester yang besar jumlahnya dalam waktu singkat. Dan yang terakhir, hal penting yang harus diingat adalah jangan malu bertanya walaupun ada kendala bahasa. 

Persiapan Sebelum Berangkat ke Jerman

Banyak hal yang harus diketahui setiap calon mahasiswa sebelum melanjutkan pendidikannya di tingkat universitas dan sekolah tinggi, apalagi jika ingin menuntut ilmu di negeri orang.

Informasi mengenai program studi, tempat di mana studi ditempuh, hingga jumlah biaya hidup yang harus dikeluarkan harus secara jelas dan tepat diperoleh oleh calon mahasiswa. Akan lebih mudah jika tempat studi masih berada di Indonesia, bahasa yang digunakan masih bahasa Indonesia dan kita langsung dapat berkunjung serta melihat sendiri keadaan sekolah dan daerah yang akan kita pilih sebagai tujuan studi. Namun, bagaimana jika tempat studi yang dituju berada di luar negeri?

Apa Saja yang Diperlukan?
Persiapan pertama yang diperlukan adalah kelengkapan surat-surat dan dokumen. Semua jenis dokumen, seperti akte kelahiran, daftar laporan pendidikan atau rapor dari kelas tiga sekolah menengah umum, Daftar Nilai Ebtanas Murni atau Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional, Surat Tanda Tamat Belajar atau ijazah SMA, dan ijazah dari universitas atau surat pernyataan pernah kuliah di suatu universitas harus diterjemahkan ke Bahasa Jerman.
Tidak sembarang terjemah, namun harus diterjemahkan pada penerjemah tersumpah. Nama dan alamat para penerjemah tersumpah di beberapa kota tersedia di Goethe Institut dan DAAD. Dokumen-dokumen ini diperlukan untuk ketika mendaftar universitas dan juga untuk mengajukan visa studi.
Persiapan lain yang tak kalah pentingnya adalah surat jaminan keuangan dari sponsor untuk mengajukan visa studi. Surat ini hanya dikeluarkan oleh pihak Kedutaan Besar Jerman di Indonesia dan untuk itu yang bertindak sebagai sponsor harus datang sendiri ke bagian pengurusan visa. Dengan berbekal surat keterangan kepemilikan rekening dengan jumlah saldo minimal 7020 Euro atau saldo dengan mata uang rupiah yang setara dengan jumlah tersebut, pihak sponsor sudah dapat mengajukan surat jaminan keuangan.
Selain itu perlu juga ditunjukkan sertifikat deposito, jika ada, buku tabungan, dan atau slip gaji untuk memperlihatkan jika sponsor masih mempunyai dana yang cukup untuk membiayai hidup sponsor sendiri dan keluarganya di luar biaya untuk keperluan studi tersebut diatas.
Persiapan Bahasa Jerman
Bahasa merupakan faktor terpenting jika calon mahasiswa hendak menempuh studi di luar negeri. Jika negara tujuan studi calon mahasiswa menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari, tentu akan jauh lebih mudah karena setiap siswa lulusan sekolah menengah umum di Indonesia mempelajari bahasa Inggris sejak sekolah menengah tingkat pertama bahkan sejak tingkat sekolah dasar.
Jerman merupakan negara yang menggunakan bahasa Inggris hanya sebagai bahasa kedua mereka. Bahasa resmi dan bahasa sehari-hari yang digunakan orang Jerman adalah bahasa Jerman. Artinya, bagi calon mahasiswa yang tertarik untuk kuliah di Jerman, harus terlebih dulu menguasai bahasa Jerman. Walau pun program studi yang ditawarkan di universitas dan sekolah tinggi di Jerman menggunakan bahasa Inggris, bukan berarti belajar bahasa Jerman menjadi tidak penting. Apa yang harus dilakukan jika tersesat di suatu daerah? Tentunya bertanya pada orang sekitar, bukan? Tidak semua orang Jerman, apalagi orang tua atau orang yang berada di kota kecil, mampu berbahasa Inggris.  Maria Fischer-Siregar dari Goethe Institut Jakarta menjelaskan tingkat penguasaan bahasa Jerman yang harus dipenuhi oleh calon mahasiswa Indonesia yang ingin kuliah di Jerman.“Agar calon mahasiswa mendapatkan visa studi, dia harus lulus ujian Bahasa Jerman tingkat dasar. Sebagian besar mahasiswa Indonesia yang kuliah di jerman, harus lebih dulu menempuh Studienkolleg. Dan kebanyakan Studienkolleg mensyaratkan calon siswanya memiliki sertifikat bahasa jerman tingkat menengah. Ini berarti tingkat penguasaan Bahasa Jermannya pun diharapkan sampai tingkat menengah.
Sistem Pendidikan di Jerman
Sistem pendidikan Jerman yang berbeda dengan sistem pendidikan Indonesia merupakan faktor penting yang juga harus diperhatikan. Berbeda dengan Indonesia yang memiliki sistem 12 tahun sekolah dari tingkat dasar sampai tingkat atas, anak-anak Jerman harus menyelesaikan sekolahnya selama 13 tahun untuk dapat menikmati pendidikan tinggi di universitas. Ini berarti, calon mahasiswa Indonesia harus terlebih dulu mengikuti sekolah persiapan universitas dan sekolah tinggi ilmu terapan selama satu tahun atau dua semester yang disebut Studienkolleg.
Sekolah persiapan ini memang ditujukan untuk calon mahasiswa asing yang tidak memiliki sistem pendidikan yang sama dengan Jerman. Seperti halnya di Indonesia, ada beberapa program studi di sekolah tingkat menengah atas Jerman agar siswa dapat berkonsentrasi sesuai dengan program studi yang akan ditempuh di tingkat universitas nantinya.
Program-program studi inilah yang diajarkan dalam Studienkolleg. Ada lima program studi yang ditawarkan Studienkolleg di Jerman, yaitu teknik atau T-Kurs, bisnis dan ekonomi atau W-Kurs, kedokteran dan biologi atau M-kurs, serta bahasa dan ilmu-ilmu sosial yang dapat ditemukan di G- Kurs maupun S-Kurs.  Agar dapat mengikuti pendidikan di Studienkolleg, calon siswa diwajibkan untuk mengikuti ujian masuk.
Jangan lengah, tidak semua calon siswa dapat lulus dalam ujian masuk tersebut. Selain bahasa Jerman,  mata pelajaran sesuai jurusan yang diinginkan yang menjadi mata ujiannya. Misalnya mata ujian matematika di T-Kurs atau biologi di M-Kurs. Sedangkan W-Kurs, G-Kurs atau pun S-Kurs mengutamakan bahasa Jerman sebagai persyaratan utama calon siswanya.
Sistem Gelar Pendidikan Tinggi di Jerman
Sistem pendidikan tinggi Jerman pun berbeda jika dibandingkan sistem pendidikan negara-negara lain di dunia yang kebanyakan mengikuti sistem pendidikan Amerika dan Inggris. Jika di kebanyakan negara, gelar yang dicapai di tingkat pendidikan tinggi biasanya Bachelor atau Sarjana, Master, dan Doktor, Jerman menggunakan nama Diplom dan Magister. Tapi seiring dengan perkembangan zaman, Jerman kini memiliki jenjang gelar yang setara dengan Inggris atau Amerika. Mulai tahun ajaran 2007/2008, perguruan tinggi Jerman menawarkan gelar Bachelor, Master dan Doktor. Perubahan ini dilakukan di seluruh Eropa yang bertujuan untuk menyetarakan sistem pendidikan tinggi di Eropa dengan standar dan jaminan kualitas yang sama. Dengan begitu, mahasiswa dapat dengan mudah mengikuti program pertukaran mahasiswa dari Jerman ke negara Eropa lainnya, atau ke negara yang menggunakan sistem pendidikan tinggi Inggris dan Amerika.
Studi Keprofesian di Jerman
Tak kalah penting untuk diperhatikan adalah ada beberapa jenis profesi membutuhkan izin dari pemerintah setempat untuk dapat melakukan pekerjaannya. Misalnya pengacara dan dokter. Hanya sarjana hukum lulusan universitas di Indonesia yang menyelesaikan kursus keprofesian pengacara di Indonesia, yang dapat berpraktik sebagai pengacara di Indonesia. Budi Sentosa, mahasiswa Indonesia yang pernah kuliah ilmu hukum di Jerman terpaksa pulang tanpa gelar karena terlambat mendapatkan informasi mengenai profesi yang dicita-citakannya. Budi Sentosa menceritakan pengalamannya, “Saya baru tahu ketika saya bertanya pada seorang praktisi di universitas…jika lulusan luar negeri tidak dapat berprofesi menjadi pengacara di Indonesia. Menurutnya, hanya sarjana hukum Indonesia yang dapat mengikuti kursus khusus 23 pertemuan untuk dapat menjadi pengacara di Indonesia.“Sedangkan dokter spesialis lulusan universitas luar negeri harus mendapatkan penyetaraan ilmu dengan kerja sosial di rumah sakit dan juga harus menjalani ujian khusus profesi. Tidak semua dokter spesialis lulusan luar negeri dapat dengan mudah melalui proses penyetaraan. Hanya spesialis bidang tertentu yang masih jarang di Indonesia seperti spesialis syaraf atau spesialis tumor yang akan lebih mudah melewati proses penyetaraan itu. Bagaimana dengan lulusan kedokteran umum dari luar negeri? Tentu akan jauh lebih sulit mendapatkan penyetaraan dari Dinas Pendidikan Tinggi Depdiknas. Selain begitu banyaknya dokter umum di Indonesia, beberapa penyakit tropis seperti malaria, demam berdarah atau muntaber hanya dipelajari di pendidikan kedokteran umum di Indonesia.


A Motivational story about Positive Thinking



Read this, and let it really sink in... Then, choose how you start your day tomorrow...


Jerry is the kind of guy you love to hate. He is always in a good mood and always has something positive to say. When someone would ask him how he was doing, he would reply,
"If I were any better, I would be twins!" He was a unique manager because he had several waiters who had followed him around from restaurant to restaurant.
The reason the waiters followed Jerry was because of his attitude. He was a natural motivator. If an employee was having a bad day, Jerry was there telling the employee how to look on the positive side of the situation.
Seeing this style really made me curious, so one day I went up to Jerry and asked him, I don't get it! You can't be a positive person all of the time.
How do you do it?" Jerry replied,
"Each morning I wake up and say to myself, Jerry, you have two choices today. You can choose to be in a good mood or you can choose to be in a bad mood.
I choose to be in a good mood. Each time something bad happens, I can choose to be a victim or I can choose to learn from it. I choose to learn from it. Every time someone comes to me complaining, I can choose to accept their complaining or I can point out the positive side of life. I choose the positive side of life.
"Yeah, right, it's not that easy," I protested. "Yes, it is," Jerry said. "Life is all about choices. When you cut away all the junk, every situation is a choice. You choose how you react to situations. You choose how people will affect your mood. You choose to be in a good mood or bad mood. The bottom line: It's your choice how you live life."
I reflected on what Jerry said. Soon thereafter, I left the restaurant industry to start my own business. We lost touch, but I often thought about him when I made a choice about life instead of reacting to it.
Several years later, I heard that Jerry did something you are never supposed to do in a restaurant business: he left the back door open one morning and was held up at gun point by three armed robbers. While trying to open the safe, his hand, shaking from nervousness, slipped off the combination. The robbers panicked and shot him. Luckily, Jerry was found relatively quickly and rushed to the local trauma center. After 18 hours of surgery and weeks of intensive care, Jerry was released from the hospital with fragments of the bullets still in his body. I saw Jerry about six months after the accident. When I asked him how he was, he replied, "If I were any better, I'd be twins. Wanna see my scars?"
I declined to see his wounds, but did ask him what had gone through his mind as the robbery took place. “The first thing that went through my mind was that I should have locked the back door," Jerry replied.  "Then, as I lay on the floor, I remembered that I had two choices: I could choose to live or I could choose to die. I chose to live."
"Weren't you scared? Did you lose consciousness?" I asked. Jerry continued, "...the paramedics were great. They kept telling me I was going to be fine. But when they wheeled me into the ER and I saw the expressions on the faces of the doctors and nurses, I got really scared. In their eyes, I read 'he's a dead man.'
I knew I needed to take action." " What did you do?" I asked. "Well, there was a big burly nurse shouting questions at me," said Jerry. "She asked if I was allergic to anything. 'Yes,' I replied. The doctors and nurses stopped working as they waited for my reply. I took a deep breath and yelled, 'Bullets!' Over their laughter, I told them, 'I am choosing to live. Operate on me as if I am alive, not dead." Jerry lived thanks to the skill of his doctors, but also because of his amazing attitude. I learned from him that every day we have the choice to live fully. Attitude, after all, is everything.
 
Positive thinking the the first step towards a happy life.
Attitude is everything
If everyone  applies  just these, the whole world will live in happiness.

Friday, September 16, 2011


MENGAPA KAU HARUS ADA?

Sulit bagiku berpaling
Pejamkan mata , mengabaikanmu
Tapi mengapa sulit juga
Bila ku terus menatap hatimu
Akan gejolak yang tak dapat ku genggam selalu
Oh , harummu kornet..
 sayang aku berpuasa hari ini..


TERBEBAN

Langkah ini semakin berat..
Jiwaku t’lah lelah..
Semangat ku pun , sudah patah
Entah bagaimana lagi aku sanggup tuk bertahan

akan semua beban ini , akan semua
Aku tak anggup lagi .. aku tidak sanggup..
Dengan membawamu , memikulmu..
Karung beras 10 kg ..